Adab Makan Dan Minum

ADAB MAKAN DAN MINUM

Alloh menurunkan al-Qur’an yang di dalamnya terdapat mutiara-mutiara kebaikan yang tak ternilai harganya untuk umat manusia. Dia juga telah mengutus Rosululloh Muhammad sebagai figur suri tauladan yang baik dalam merealisasikan perintah danlarangan-Nya. Seorang muslim dan muslimah yang sejati itu tidak hanya mengerjakan ibadah mahdloh (suatu ibadah yang tata caranya sudah ditentukan oleh Alloh.) saja, namun ia juga harus mewujudkan adab dan perilaku keseharian dengan baik sesuai al-Qur’an dan as-Sunnah, diantaranya adalah adab ketika makan dan minum. sebab salah satu syi’ar islam adalah menebarkan adab-adab yang sesuai dengan syariat islam. Oleh karena itu, beranjak dari sini alangkah baiknya pada edisi ini kami angkat pembahasan tentang adab makan dan minum agar kita semua tahu dan dapat mempraktekkannya dalam kehidupan kita.Allah Musta’an.

Berikut ini adab-adab makan dan minum disertai dengan dalil dari hadits-hadits Rosululloh:

  1. Tidak menggunakan bejana yang terbuat dari emas dan perak.

Hal ini berdasarkan hadits yang datangnya dari sahabat mulia Hudzaifah, bahwasannya Rosululloh bersabda:

وَلاَتَشْرَبُوْافِىآنِيَةِالذَّهَبِوَالْفِضَّةِوَلاَتَأْكُلُوْافِىصِحَافِهَا

Dan janganlah kalian minum pada tempat yang terbuat dari emas dan perak dan janganlah kalian makan pada tempat keduanya”(HR: Bukhori: 5426, Muslim: 2067)

  1. Tidak makan sambil bersandar atau menelungkup

Hal ini berdasarkan hadits yang di riwayatkan oleh Abu Juhaifah:

كُنْتُعِنْدَالنَّبِيِّصَلَّىاللهُعَلَيْهِوَسَلَّمَفَقَالَلِرَجُلٍعِنْدَهُ: لاَآكُلُوَأَنَامُتَّكِئٌ

Dahulu ketika aku bersama Rosululloh, beliau bersabda kepada seorang lelaki yang berada di sisinya:” tidaklah aku makan dalam keadaan bersandar”(HR: Bukhori: 5399, Tirmidzi: 1830, Abu Daud: 8769, Ibnu Majah: 3262)

Berkata Ibnu Hajar al-Asqolani: Makna bersandar dalam hadits ini sangatlah luas dan tidak di khususkan dengan bentuk tertentu. (Lihat Fathul Bari: 9/541)

Adapun Larangan makan dalam keadaan menelungkup berdasarkan hadits Ibnu Umar :

نَهَىرَسُوْلُاللهِصَلَّىاللهُعَلَيْهِوَسَلَّمَأَنْيَأْكُلَالرَّجُلُوَهُوَمُنْبَطِحٌعَلَىوَجْهِهِ

Rosululloh telah melarang seseorang yang makan sedangkan ia dalam keadaan menelungkup di atas wajahnya”(HR: Abu Daud: 3774, Ibnu Majah: 3370, Hakim: 4/129, dan di hasankan oleh Syaikh al-Albani dalam as-Shahihah: 2394 dan IrwaulGholil: 1982)

Fuad bin Abdul Aziz berkata: Ibnu Qoyyim mengatakan: Petunjuk Rosululloh didalam hal keadaan duduk beliau ketika makan adalah dengan menempelkan pantat di atas telapak kaki kiri dengan menegakkan kaki kanan sebagai bentuk tawadhu kepada Alloh (Lihat Kitabul Adab: 149)

  1. Mendahulukan makan dari pada sholat ketika makanan telah dihidangkan.

Di antara ibadah yang paling mulia di sisi Alloh adalah sholat, sehingga tidak diperbolehkan seorang hamba yang beriman untuk meninggalkannya, namun hal itu perlu menghadirkan rasa Khusyu’ ketika melaksanakannya, oleh karena itu ketika makanan telah di hidangkan sedangkan sholat telah ditegakkan maka sebaiknya makan terlebih dahulu kemudian mengerjakan sholat.

Berdasarkan Hadits Anas, bahwasannya Rosululloh bersabda:

إِذَاحَضَرَالعَشَاءُوَأُقِيْمَتِالصَّلاَةُ, فَابْدَؤُابِالْعَشَاءِ

Apabila makan malam telah dihidangkan dan sholat telah ditegakkan maka dahulukanlah makan malam”(HR: Bukhori: 5463,671 Muslim: 557)

Hal ini diperkuat dengan hadits Ummul mu’minin Aisyah, bahwasanya Rosululloh bersabda:

لاَصَلاَةَبِحَضْرَةِالطَّعَامِ, وَلاَوَهُوَيُدَافِعُهُاْلأَحْبَثاَنِ

Tidak ada sholat dengan dihidangkannya makanan dan menahan berak dan kencing”(HR: Muslim: 560, Abu Daud: 89)

  1. Apakah diharuskan mencuci tangan sebelum makan ?

Berkata Imam Baihaqi:Tidak ada hadits yang shohih yang menegaskan agar mencuci tangan dahulu sebelum makan. (Lihat Adab as-Syar’iyah 3/204 oleh Ibnu Muflih)

Memang para ulama berselisih pendapat dalam masalah ini, namun yang lebih rojih adalah bahwa mencuci tangan sebelum makan bukanlah perkara ibadah, karena tidak adanya hadits yang shohih dalam masalah ini, akan tetapi hal tersebut di anjurkan sekedar untuk menghilangkan kotoran yang melekat.

(hal ini Sebagaimana yang telah dituturkan oleh Syaikh Albani dalam Silsilah ad-Dlo’ifah: 1/312)

Namun walaupun demikian, di sana ada beberapa riwayat yang menegaskan sunnahnya berwudlu sebelum makan bagi orang yang berjunub(berhadats besar yang mengharuskan dia untuk mandi jinabat, red.).

Di antara haditsnya adalah sebagaimana yang diriwayatkan oleh Ummul Mukminin ‘Aisyah yang berbunyi:

كَانَرَسُوْلُاللهِصَلَّىاللهُعَلَيْهِوَسَلَّمَ, إِذَاكَانَجُنُبًا, فَأَرَادَأَنْيَأْكُلَأَوْيَنَامَ, تَوَضَّأَوَضُوْءَهُلِلصَّلاَةِ

Adalah Rosululloh apabila berjunub,lalu beliau berkeinginan untuk makan atau tidur, maka beliau berwudlu seperti wudlunya sholat”(HR: Bukhori: 286, Muslim: 305)

  1. Tasmiyah (membaca بسم الله ) Ketika hendak makan dan minum.

Berdasarkan hadits ‘Aisyah secara marfu’, bahwasannya Rosululloh bersabda:

إِذَاأَكَلَأَحَدُكُمْفَلْيَذْكُرِاسْمَاللهِفَإِنْنَسِيَأَنْيَذْكُرَاسْمَاللهِفِيْأَوَّلِهِفَلْيَقُلْ: بِسْمِاللهِأَوَّلَهُوَآخِرَهُ

Apabila salah seorang di antara kalian ingin makan maka hendaklah membaca Bismillah, dan apabila ia lupa pada awalnya maka hendaklah membaca bismillahi awwalahu wa akhirohu (Dengan nama Allah pada awal dan pada akhirnya).(HR: Abu Daud: 3767, Tirmidzi: 1859, Ahmad: 6/207, dan dishahihkan oleh syaikh al-Albani dalam as-Shahihah: 198 dan Irwaul Gholil: 1965)

Fuad bin Abdul Aziz mengatakan di dalam kitabul Adab: Faedahnya membaca bismillah adalah syaitan tidak menyertai kita pada saat kita makan.(Lihat Kitabul Adab: 153)

  1. Menggunakan tangan kanan

Sebagaimana sabda Rasulullah kepada anak kecil:

ياَغُلاَمُ! سَمِّاللهَ, وَكُلْبِيَمِيْنِكَ

Wahai anak kecil bacalah bismillah, dan makanlah dengan tangan kananmu”(HR: Bukhori: 5376, Muslim: 2022)

Dan diperkuat oleh hadits yang bersumber dari sahabat Umar, bahwasannya Rosululloh bersabda:

إِذَاأَكَلَأَحَدُكُمْفَلْيَأْكُلْبِيَمِيْنِهِ, وَإِذَاشَرِبَفَلْيَشْرَبْبِيَمِيْنِهِ, فَإِنَّالشَّيِطَانَيَأْكُلُبِشِمَالِهِوَيَشْرَبُبِشِمَالِهِ

Apabila salah seorang di antara kalian ingin makan maka makanlah dengan tangan kanan, dan apabila ingin minum maka minumlah dengan tangan kanan, karena sesungguhnya syaitan makan dengan tangan kiri dan minum dengan tangan kiri.(HR: Muslim: 2020, Tirmidzi: 1800, Abu Daud: 3776)

  1. Mengambil makanan yang terdekat.

Sebagaimana Rosululloh bersabda:

كُلْمِمَّايَلِيْكَ

Makanlah dari yang terdekat”(HR: Bukhori: 5376, Muslim: 2022)

Imam Ibnu Abdil Bar berkata: Jika dalam meja hidangan terdapat beraneka ragam makanan maka tidak mengapa mengambil makanan yang terjauh sesuai seleranya, adapun sabda Nabi “ makanlah dari yang terdekat “, Maksudnya jika makanan itu satu macam saja. (at-Tamhid: 1/277)

  1. Mengambil makanan yang terjatuh.

Dari Jabir bahwasannya Rosululloh bersabda:

Apabila makanan salah seorang di antara kalian terjatuh, maka hendaklah ia mengambilnya kemudian bersihkanlah kotoran yang ada pada makanan tersebut lalu makanlah, dan janganlah ia meninggalkan untuk syaitan.(HR: Muslim: 2033, Tirmidzi: 1802, Ibnu Majah: 3847 dan di shahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Irwaul Gholil: 197)

  1. Makan dengan menggunakan tiga jari

Berdasarkan hadits Ka’ab bin Malik dari bapaknya ia berkata:

كَانَرَسُوْلُاللهِصَلَّىاللهُعَلَيْهِوَسَلَّمَيَأْكُلُبِثَلاَثِأَصَابِعَ

Adalah Rosululloh makan dengan tiga jari”(HR: Muslim: 2032, Abu Daud: 3848)

  1. Menghindari makanan yang masih panas

Hal ini ditegaskan oleh hadits yang di riwayatkan oleh sahabat mulia Abu Huroiroh, bahwasannya Rosululloh bersabda:

لاَيُؤْكَلُطَعَامٌحَتَّىيَذْهَبَبُخَارُهُ

Janganlah memakan makanan kecuali hingga hilang panasnya.

(HR: Baihaqi: 7/280, dan dishahihkan oleh Syaikh Albani dalam Irwaul Gholil: 1978)

  1. Tidak mencela makanan

Berdasarkan sebuah hadits:

عَنْأَبِيْهُرَيْرَةَقَالَ: مَاعَابَرَسُوْلُاللهِصَلَّىاللهُعَلَيْهِوَسَلَّمَطَعَامًاقَطٌّ, كَانَإِذَااشْتَهَىشَيْأًأَكَلَهُ, وَإِنْكَرِهَهُتَرَكَهُ

Dari Abu Huroiroh ia berkata:” Tidaklah Rosululloh mencela makanan, jika ia berselera pada sesuatu maka beliau memakannya, jika ia tidak suka maka ia tidak memakannya”(HR: Bukhori: 5409, Muslim: 2064)

  1. Makan dengan berjama’ah

Sebagaimana Rosululloh bersabda:

فَاجْتَمِعُوْاعَلَىطَعَامِكُمْوَاذْكُرِاسْمَاللهِعَلَيْهِيُبَارَكْلَكُمْفِيْهِ

Berjama’ahlah kalian ketika makan kemudian bacalah bismillah, niscaya keberkahan akan turun kepada kalian.(HR: Abu Daud: 3764, Ibnu Majah: 3286 dan dihasankan oleh Syaikh Albani dalam as-Shahihah: 664)

  1. Menjilati tangan setelah makan

Berdasarkan sebuah hadits yang datangnya dari Ibnu Abbas, bahwasanya Rosululloh bersabda:

إِذَاأَكَلَأَحَدُكُمْطَعَامًا, فَلاَيَمْسَحْيَدَهُحَتَّىيَلْعَقَهَا, أَوْيُلْعِقَهَا

Apabila salah seorang di antara kalian telah makan, maka janganlah ia membersihkan tangannya hingga ia menjilatinya atau menjilatkannya”(HR: Bukhori: 5456, Muslim: 2031)

  1. Mencuci tangan setelah makan.

Berdasarkan sabda Rosululloh yang artinya:

Dari Abu Huroiroh bahwasannya Rosululloh telah bersabda:”Barangsiapa yang tidur sedangkan di tangannya masih tertinggal sisa-sisa makanan dandia iidak mencucinya, kemudian dia tertimpa sesuatu maka janganlah ia mencela kecuali dirinya sendiri.(HR: Abu Daud: 3852, Tirmidzi: 1860, Ibnu Majah: 3297 dan di shahihkan oleh Syaikh Albani dalam al-Miskah: 4219)

  1. Membaca do’a setelah makan.

Hal ini berdasarkan sebuah hadits :

عَنْأَبِيْأُمَامَةَ: أَنَّالنَّبِيَّصَلَىاللهُعَلَيْهِوَسَلَّمَكَانَإِذَارَفَعَمَائِدَتَهُقَالَ: اَلْحَمْدُلِلَّهِكَثِيْرًاطَيِّبًامُبَارَكًافِيْهِ, غَيْرَمَكْفِيٍّوَلاَمُوَدَّعٍوَلاَمُسْتَغْنًىعَنْهُرَبَّنَا

Dari Abu Umamah bahwasannya Rosululloh apabila selesai makan beliau berdo’a yang artinya:” Segala puji bagi Alloh dengan pujian yang banyak lagi baik dan penuh berkah didalamnya, bukan pujian yang tidak mencukupi dan tersia-sia dan tidak di butuhkan, wahai Robb kami.(HR: Bukhori: 5458, Abu Daud: 3849, Tirmidzi: 3456)

Demikianlah wahai saudaraku, semoga risalah yang singkat ini bermanfaat bagi kita semua. sebagai harapan kami marilah kita hiasi diri kita dengan mengamalkan dan melaksanakan adab-adab islami yang telah kita ketahui bersama dalam keseharian kita.wollohu a’lam bisshowab.

– MUKHLIS ABU DZAR AL-BATAWI –

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *