Adab Seorang Muslim di Jalanan

Photo of author

By Mukhlis Abu Dzar

ADAB SEORANG MUSLIM DI JALANAN

Sudah menjadi fitroh setiap orang untuk menjaga kehormatan dan kewibawaannya, dan termasuk menjaga kehormatan adalah tidak duduk-duduk, nongkrong, ngerumpi di pinggir jalan. Karena jika kita saksikan di zaman sekarang ini banyak anak-anak muda menghabiskan waktunya untuk nongkrong di pinggir jalan terutama sekali di malam hari, hal seperti ini tidak layak di lakukan. Rosululloh jauh-jauh hari telah memperingatkan kepada umatnya untuk meninggalkan duduk di jalanan, seandainya jika memang terpaksa maka harus memenuhi hak-hak jalan.

Dari Abu Said al-Khudri berkata: Rosululloh bersabda:

“Jauhilah oleh kalian duduk-duduk di jalan-jalan, mereka (para sahabat) berkata: ”Kami tidak bisa meninggalkannya, sesungguhnya itu adalah tempat kita bercakap-cakap. Rosululloh bersabda:” Jika kalian tidak bisa meninggalkannya maka penuhilah hak-hak jalan. Mereka bertanya:” Apa saja yang termasuk hak jalan?. Rosululloh menjawab: ”menahan pandangan, menyingkirkan gangguan, menjawab salam, beramar ma’ruf dan nahi munkar. (HR. Bukhori: 2465).

Di antara adab-adab seorang muslim di jalanan adalah sebagai berikut.

1. Berjalan dengan sikap wajar dan tawadhu, tidak berlagak sombong saat berjalan atau mengangkat kepala karena sombong atau memalingkan wajah dari orang lain karena takabbur.

Dalam hal ini Alloh telah melarang berbuat demikian sebagaimana yang telah ditegaskan dalam firmannya (artinya):

“ Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Alloh tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai. (QS. Lukman [31]: 18-19).

Muhammad bin Ali as-Syaukani menuturkan: ”Sebab larangan tersebut karena sikap sombong itu adalah merasa bangga dan bermegah-megah di depan orang lain dengan harta, kemulian, kekuatan yang ia miliki. Hal tersebut bukanlah termasuk tahadduts (menceritakan) nikmat-nikmat Alloh. Sebagaimana Alloh berfirman (artinya):” Dan terhadap nikmat Tuhanmu, Maka hendaklah kamu siarkan (syukuri). (QS: ad-Dhuha [39]: 11). Berjalanlah biasa-biasa saja, tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat. (Lihat Tafsir fathul Qodir: 4/239)

2. Memelihara pandangan mata, baik bagi laki-laki maupun perempuan.

Alloh berfirman yang artinya:

Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, Sesungguhnya Alloh Maha mengetahui apa yang mereka perbuat”. Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya. (QS. An-Nuur [24]: 30-31).

Imam ibnu Katsir mengatakan:”Ini merupakan perintah Alloh kepada hambanya yang beriman hendaklah mereka menahan (menundukkan) pandangannya dari hal-hal yang telah di haramkan kepada mereka, maka janganlah memandang kecuali pada perkara-perkara yang telah dibolehkan untuk di lihat. Jika kebetulan melihat perkara yang harom tanpa ada maksud sebelumnya, maka hendaklah secepatnya memalingkan pandangannya. (Lihat tafsir Ibnu katsir: 3/311)

3. Tidak mengganggu, yaitu tidak membuang kotoran atau sisa makanan di tempat lalu lalang manusia.

Perhatikanlah sabda Rosululloh yang telah diriwayatkan dari Abdulloh bin Umar.

اَلْمَسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُوْنَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ

Orang muslim adalah kaum muslimin yang merasa selamat dari gangguan lisan dan tangannya.” (HR.Bukhori: 11, Muslim: 42)

4. Tidak buang air besar di tempat lalu lalang dan tempat berteduh orang lain.

Rosululloh jauh-jauh hari telah memperingatkan kepada umatnya agar tidak buang air besar di tepat umum seperti tempat jalan dan tempat-tempat berteduh orang lain, karena perbuatan tersebut dapat merugikan orang lain.

Alloh berfirman:

“Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang yang mukmin dan mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, Maka Sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata. (QS. Al-Ahzab [33]: 56)

Rosululloh bersabda:

“Takutlah kalian terhadap dua perkara yang bisa mendatangkan laknat, mereka (para shohabat) bertanya:”Apa dua perkara yang bisa mendatangkan laknat tersbut wahai Rosululloh. Rosululloh menjawab:”Yaitu orang yang buang air besar di tempat lalu lalang manusia dan tempat mereka berteduh. (Muslim:269, Abu Dawud: 25)

5. Menyingkirkan gangguan di tengah jalan.

Di antara adab yang harus di lakukan oleh seorang muslim di jalanan adalah menyingkirkan gangguan di jalan, baik berupa duri, beling, paku atau benda lainnya yang dapat merugikan orang lain. Karena orang yang melakukan hal demikian bisa terampuni dosa-dosanya dan Alloh akan memasukkan ke dalam syurga.

Sebagaimana ditegaskan dalam hadits yang shohih yang di riwayatkan dari Abu Huroiroh bahwa Rosululloh bersabda: ”Ketika ada seseorang sedang berjalan di suatu jalan, ia menemukan dahan berduri di jalan tersebut, lalu orang itu menyingkirkannya. Maka Alloh berterima kasih kepadanya dan mengmpuni dosanya……(di dalam riwayat lain di sebutkan:” Maka Alloh memasukkannya ke surga. (HR. Bukhori:654, Muslim: 1914).

6. Membantu orang lain menaikkan barang ke kendaraannya.

Sikap seperti ini adalah cerminan dari seorang muslim yang sejati, yaitu tatkala ada orang lain sedang menaikkan barang-barangnya ke atas kendaraan ia mau meluangkan waktunya untuk membantu. Tidaklah perbuatan seperti ini sia-sia belaka, tapi inilah salah satu bentuk shodaqoh.

Rosululloh bersabda:

”Setiap persendian manusia mempunyai kewajiban sedekah… dan disebutkan diantaranya:” berbuat adil di antara mausia adalah sedekah, menolong dan membawanya di atas kendaraannya adalah sedekah atau mengangkat barang-barangnya ke atas kendaraannya adalah sedekah dan manunjukkan jalan adalah sedekah.(HR. Bukhori: 2891, Muslim: 1009).

7. Menjawab salam orang yang di kenal ataupun yang tidak di kenal. Ini hukumnya wajib, karena Rosululloh bersabda:

” Ada lima perkara wajib bagi seorag muslim terhadap saudaranya:Menjawab salam, mendo’akan orang yang bersin, memenuhi undangan, menjenguk orang yang sakit, menghantarkan jenazah”.(HR. Bukhori: 1240, Muslim: 2162)

8. Beramar ma’ruf dan nahi munkar. Ini juga wajib di lakukan oleh setiap muslim, masing-masing sesuai kemampuannya.

Dari Abu Said al-Khudri, bahwasanya Rosululloh bersabda:

“Barang siapa di antara kalian yang melihat kemungkaran maka hendaklah ia merubah dengan tangannya, jika tidak mampu maka dengan lisannya, jika tidak mampu juga maka dengan hatinya, hal tersebut adalah paling lemahnya iman. (HR. Muslim: 49, Tirmidzi: 2172, Nasa’i: 5008, Ibnu Majah: 1275).

Syaikh Fuad bin Abdul Azis menuturkan:” Beramar ma’ruf dan nahi munkar tidak hanya di lakukan oleh orang-orang tertentu saja, namun beramar ma’ruf dan nahi munkar merupakan kewajiban setiap orang, sesuai dengan kemampuannya, karena hadits di atas bersifat umum tidak dikhususkan kepada perorangan. (Lihat Kitabul Adab: 208)

9. Menunjukkan orang tersesat (salah jalan), memberikan bantuan kepada orang yang membutuhkan dan menegur orang yang berbuat keliru. Karena hal tersebut merupakan shodaqoh. Sebagaimana telah sebutkan dalam sebuah hadits shahih yang di riwayatkan oleh Abu Huroiroh, bahwasanya Rosuulloh bersabda:

Menunjukkan jalan adalah shodaqoh”. (HR. Bukhori: 2891)

10. Wanita hendaknya berjalan di tepi jalan ketika berjumpa dengan laki-laki.

Ketahuilah wahai saudaraku, Syariat islam telah membuat ketetapan demikian bukan berarti untuk menghinakan kaum wanita, akan tetapi semata-mata untuk membendung gejolak fitnah di antara keduanya.

Perhatikanlah sebuah hadits yang diriwayatkan dari Abu Usaid al-Anshori, Ia mendengaar Rosululloh bersabda ketika keluar dari masjid, Beliau melihat campur baurnya wanita dan laki-laki di jalanan. Maka Beliau bersabda kepada kaum wanita:

”Menepilah jalan, kalian tidak layak memenuhi jalan, hendaklah kalian menelusuri tepi jalan….(HR. Abu Dawud: 5272, shahih al-Bani)

11. Tidak ngebut ketika mengendarai mobil khususnya di jalan yang ramai di penuhi oleh para pejalan kaki, melapangkan jalan orang lain dan memberikan kesempatan kepada orang lain untuk lewat, semua itu termasuk tolong menolong dalam kebajikan.

Demikianlah beberapa adab yang berkaitan dengan bagaimanakah sikap seorang muslim di jalanan, semoga setelahnya kita mengetahui dan mengilmui adab-adab di atas kita dapat mengamalkannya dengan ikhlas, sehingga di catat di sisi Alloh sebagai amal kebaikan, dan semoga Alloh memberikan taufiq dan hidayah kepada kita semua untuk mengamalkan segala sunnah-sunnah Rosululloh.

– MUKHLS ABU DZAR –

 

Leave a Comment