ADAB TIDUR
Islam adalah agama yang sempurna dari segala segi, mengatur segala segi kehidupan manusia mulai dari keyakinan, amaliyah dan sampai perilaku kehidupan sehari-hari. Diantaranya adalah sebuah aktifitas rutin yang kerap kali kita lakukan dan sulit untuk di tinggalkan, bahkan merupakan kebutuhan primer setiap insan, yaitu tidur. Tanpa tidur seseorang akan merasakan kegundahan dalam jiwanya, akan terserang kantuk dan rasa capek akan menyelimutinya. Oleh karena itu perlu diketahui wahai kaum muslimin bahwa tidur merupakan hikmah dan nikmat Alloh yang di berikan kepada hamba-Nya.
Sebagaimana Alloh berfirman:
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah tidurmu di waktu malam dan siang hari dan usahamu mencari sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mendengarkan.”(Qs: ar-Ruum [30]: 23)
Dan firman Alloh:
“ Dan kami jadikan tidurmu untuk istirahat” (Qs: an-Naba’[78]: 9)
Demikianlah, islam sebagai agama yang paripurna telah menjelaskan secara gamblang tentang adab-adab tidur. Namun sudahkah kita mengilmui dan mengamalkannya?.Melihat betapa pentingnya pembahasan ini penulis bergerak untuk menggoreskan penanya dalam menuangkan etika-etika menjelang tidur sampai bangun dari tidur menurut kacamata sunnah dengan harapan seorang muslim dapat mengamalkannya dengan baik dan manjadikan tidurnya bukan hanya sekedar rutinitas belaka tapi juga mendapatkan nilai ibadah dan dicatat sebagai amal soleh serta membuahkan keberkahan dan memperoleh ganjaran di sisi Alloh. Amin…..
DI ANTARA ADAB-ADAB TIDUR ADALAH SEBAGAI BERIKUT:
1. Menutup pintu, memadamkan api dan mematikan lampu sebelum tidur
Sebagaimana hadits Rosululloh:
عَنْ جَابِرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَطْفِئُوْا المَصَابِيْحَ بِاللَّيْلِ إِذَارَقَدْتُمْ, وَأَغْلِقُوْا الأَبْوَابَ وَأَوْكِنُوْا الأَسْقِيَةَ, وَخَمِّرُوا الطَّعَامَ وَالشَّرَابَ.
“Dari jabir semoga Allah meridhoinya ia berkata: Rasululllah bersabda:” Padamkanlah lampu di malam hari apabila kalian hendak tidur, tutuplah pintu, tutuplah rapat-rapat bejana-bejana dan tutuplah makanan dan minuman.(HR: Bukhori: 6296, Muslim: 2710, at-Tirmidzi: 1812, Abu Daud: 3731)
Fuad bin Abdul Aziz berkata: “Sebab di perintahkannya untuk memadamkan api dan lampu menjelang tidur adalah khawatir api tersebut menjalar dan membakar penghuninya”. Sebagaimana dijelaskan sebab tersebut dalam hadits yang lain: “Sesungguhnya tikus terkadang melewati lampu tersebut kemudian membakar penghuni rumah itu.(HR: Bukhori: 6295 dalam kitab isti’dzan). (Lihat Kitabul Adab: 214).
Imam Ibnu Daqiq al-Ied berkata: “tentang Perintah menutup pintu, maka didalamnya terdapat kemaslahatan agama dan duniawi yaitu guna menjaga diri dan harta dari orang-orang yang jahat terlebih-lebih dari syaithon.(Lihat Fathul Bari: 11/104).
2. Berwudhu sebelum tidur
عَنِ الْبَرَاءِ بِنِ عَازِبٍ قَالَ: : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِذَا أَتَيْتَ مَضْجَعَكَ فَتَوَضَّأْ وُضُوْءَكَ للِصَّلاَةِ, ثُمَّ اضْطَجِعْ عَلَى شِقِّكَ الأَيْمَنِ, ثُمَّ قُلِْ: اَللَّهُمَّ أسْلَمْتُ وَجْهِيْ إِلَيْكَ وَفَوَّضْتُ أَمْرِيْ إِلَيْكَ…..
Dari Baro’ bin ‘Azib berkata: Rosululloh bersabda: “Apabila kamu hendak tidur maka berwudhulah sebagaimana wudhu untuk sholat, kemudian berbaringlah dengan miring ke sebelah kanan. Kemudian ucapkanlah: Allohumma aslamtu wajhi ilaika wafawwadtu amri ilaika …..(HR. Bukhori: 247, Muslim: 2710, at-Tirmidzi: 3574, Abu Daud: 5046).
Imam Nawawi berkata: “di dalam hadits ini terdapat tiga sunnah yang sangat penting: 1. Berwudhu menjelang tidur.Namun jika ia masih mempunyai wudhu (belum batal) maka wudhu tersebut mencukupinya.Karena sesungguhnya tujuan tidur dalam keadaan suci itu adalah karena khawatir bila pada waktu malam tersebut dia meninggal dunia (sedang dia dalam keadaan tidak suci, red), dan supaya dia mendapat mimpi yang baik serta terhindar dari godaan syaithon ketika tidur. 2. Tidur menghadap (miring) ke sebelah kanan karena Rosululloh mencintai at-tayaamun (mendahulukan bagian kanan dalam melakukan sesuatu hal tertentu, red). 3. Dzikir kepada Alloh sehingga dzikir tersebut menjadi amalan terakhirnya kalau meninggal dunia di malam tersebut.(Lihat Syarah Shohih Muslim: 17/197)
3. Mengirap (mengibasi) tempat tidur sebelum tidur
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِذَا أَوَى أَحَدُكُمْ إِلَى فِرَاشِهِ, فَلْيَنْفُضْ فِرَاشَهُ بِدَاخِلَةِ إِزَارِهِ فَإِنَّهُ لاَيَدْرِيْ مَاخَلَفَهُ عَلَيْهِ.
“Apabila salah seorang di antara kalian hendak tidur pada tempat tidurnya, maka hendaklah mengirapkan kain tempat tidurnya itu terlebih dahulu dengan bagian dalam ujung kainnya, karena ia tidak tahu apa yang ada diatasnya. (HR: Bukhori: 6320, Muslim: 2714, Abu Daud: 5050, at-Tirmidzi: 3398).
4. Tidur dengan menghadap (miring) ke sebelah kanan dan meletakkan pipinya di atas tangan kanan.
عَنْ حُذَيْفَةَ قَالَ: كاَنَ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَخَذَ مَضْجَعَهُ مِنَ اللَّيْلِ وَضَعَ يَدَهُ تَحْتَ خَدِّهِ.
Dari Hudzaifah berkata: Rasulullah apabila hendak tidur di malam hari maka ia meletakkkan tangannya di bawah pipinya.(HR: Bukhori: 6314)
Imam Ibnu Hajar al-Asqolani berkata: “Di antara faedah tidur menghadap ke sebelah kanan adalah agar tidur lebih terjaga dan hati ini terkait pada sebelah kanan sehingga memudahkan luntuk tidur. Dan Ibnu al-Jauzi menuturkan: “Tidur menghadap ke sebelah kanan menurut dokter baik untuk badan. (Lihat Fathul bari: 11/113).
5. Membaca al-Qur’an sebelum tidur.
Termasuk petunjuk Rosululloh, bahwa Beliau ketika hendak tidur membaca al-Qur’an terlebih dahulu karena hal tersebut bisa menjauhkan diri dari godaan syaithon dan mendatangkan mimpi yang baik.
Diantara ayat-ayat al-Qur’an yang sunnah di baca menjelang tidur adalah sebagai berikut:
a. Ayat Kursi (al-Baqoroh [1]: 255)
“Barang siapa yang membacanya ketika ia hendak tidur, maka senantiasa ia dijaga oleh Alloh dan tidak akan di dekati syaiton sampai shubuh”.(HR: Bukhori: 2311).
b. Membaca dua ayat terakhir surat al-Baqoroh
Sebagaimana Rosululloh bersabda:
مَنْ قَرَأَ بِالأَيَتَيْنِ مِنْ اَخِرِ سُوْرَةِ البَقَرَةِ فِيْ لَيْلَةٍ كَفَتَاهُ
“Barangsiapa yang membaca dua ayat terakhir surat al-Baqoroh pada malam hari, maka dua ayat tersebut telah mencukupinya.(HR. Bukhori: 5051, Muslim: 807, 808)
c. Membaca surat al-Ikhlas, dan al-Mu’awwidzatain (surat al-Falaq dan an-Naas)
Sebagaimana Aisyah Ummul Mukminin mengatakan:
“Adalah Rosululloh apabila ia hendak ke tempat tidurnya setiap malam maka ia mengumpulkan dua telapak tangan lalu di tiup dan di bacakan: Qul Huwallahu Ahad (surat al-Ikhlas), Qul A’uudzu Birobbil Falaq (surat al-Falaq) dan Qul A’uuzdzu Birabbinnaas (surat an-Naas). Kemudian dengan dua telapak tangan mengusap tubuh yang dapat di jangkau dengannya. Di mulai dari kepala, wajah dan tubuh bagian depan. Hal tersebut di lakukan sebanyak tiga kali. (HR. Bukhori: 5017, Muslim: 2192, Abu Daud: 3902, at-Tirmidzi: 3402, Ibnu Majah: 3529, dan an-Nasa’i dalam ‘Amalul yaum wal lailah: 793).
d. Membaca surat al-Kaafirun
Di antara faedahnya adalah akan di jauhkan dari perbuatan syirik.
عَنْ فَرْوَةَ بْنِ نَوْفَلٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّهُ ُأَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ فَقَالَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ عَلِّمْنِيْ شَيْأً أَقُوْلُهُ إِذَا أَوَيْتُ إِلَى فِرَاشِيْ, فَقَالَ :اِقْرَأْ قُلْ يَأَ يُّهَا الْكَفِرُوْنَ, فَإِنَّهَا بَرَاءَةٌ مِنَ الشِّرْكِ
Dari Farwah bin Naufal bahwasanya ia mendatangi Rosululloh seraya berkata: Wahai Rosululloh ajarkan kepadaku untuk aku ucapkan apabila aku hendak tidur ke tempat tidurku, maka Rasulullah menjawab: “Bacalah Qul Yaa Ayyuhal Kaafirun… Sesungguhnya hal tersebut menjauhkan dari perbuatan syirik.(HR. Abu Daud: 5055, at-Tirmidzi: 3403, ad-Darimi: 3427 dan di shohihkan oleh Syaikh Albani dalam Shohih at-Tirmidzi: 3643).
6. Membaca do’a dan dzikir-dzikir
اَللَّهُمَّ قِنِيْ عَذَابَكَ يَوْمَ تَبْعَثُ عِبَادَكَ
“Ya Allah jauhkanlah aku dari siksaanmu pada hari engkau membangkitkan hamba-hambamu.
Dari Hudzaifah bin Yaman bahwasanya Rosululloh apabila hendak tidur, Beliau meletakkan tangan kanannya di bawah pipinya kemudian membaca: Allohumma Qinii………(HR. Bukhori dalam Shohih Adabul Mufrod: 921, at-Tirmidzi: 3398, Ibnu Majah: 3877, Abu Daud: 5054 dan di shohihkan oleh Syaikh al-Albani dalam as-Shohihah: 2754).
بِسْمِكَ اَللَّهُمَّ أّمُوْتُ وَأَحْيَا
“Dengan namamu ya Alloh, aku mati dan aku hidup”. (HR. Bukhori: 6312, Abu Daud: 5049, at-Tirmidzi: 3413, Ibnu Majah: 3880, Muslim: 2711).
7. Makruh tidur dalam keadaan tengkurap.
Sebagaimana sahabat mulia Abu Dzar menuturkan:
”Nabi pernah lewat di dekatku, di saat itu aku sedang tengkurap, maka Nabi membangunkanku dengan kakinya sambil berkata:” Wahai Junaidab (panggilan Abu Dzar) sesungguhnya berbaring seperti itu (tengkurap) adalah cara berbaringnya penghuni neraka.(HR. Ibnu Majah: 3724, dan dishohihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Shohih Ibnu Majah: 3/227).
8. Makruh tidur di atas atap terbuka
Sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadits yang datangnya dari Ali bin Syaiban.
Sesungguhnya Rosululloh bersabda: “Barangsiapa yang tidur malam di atas atap rumah yang tidak ada penutupnya, maka hilanglah jaminan darinya.”(HR. Bukhori dalam Shohih Adabul Mufrod: 908, dan di shohihkan oleh Syaikh al-Albani dalam as-Shohihah: 828).
9. Berdoa ketika bangun dari tidur.
Adapun doa yang sesuai sunnah Rosululloh adalah:
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَحْيَاناَ بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُوْرُ
Segala puji bagi Alloh yang telah menghidupkan kami setelah kami di matikannya, dan kepada-Nya lah kami dikembalikan.(HR. Bukhori: 6312, at-Tirmidzi: 3417).
– MUKHLIS ABU DZAR BIN SANUSI –