AKIDAH IMAM SYAFI’I Rahimahullah TENTANG NAMA dan SIFAT ALLAH Ta’ala.
PERTAMA: Berkata Imam Asy-syafi’i rahimahullah di dalam muqoddimah “ Ar-risalah”: Segala puji bagi Allah dengan sifat yang Ia mensifati dirinya dengannya, dan di luar apa yang di sifati oleh makhluknya. [ Ar-Risaalah: 7-8].
Al-Imam Syafi’i rahimahullah menjelaskan bahwasanya allah taala di sifati dengan apa yang allah sifati untuk dirinya dalam al-Quran dan Sunnah Rasulullah sallallahu alaihi wasallam. [ Majmu’ Al-Fatawa jilid:10 Hal. 79-80].
KEDUA: Dan telah di sebutkan oleh Abu Ya’la dengan sanad dari yunus bin Abdil A’la Al-Mishriy rahimahumullah, beliau berkata: Aku pernah mendengar Muhammad bin Idris Asy-Syafi’i rahimahullah berkata dan pada saat itu beliau di Tanya tentang sifat Allah dan apa yang wajib di Imani(yakini) dengannya, Maka beliau berkata: Allah ta’ala memiliki nama-nama dan sifat-sifat yang datang dan bersumber dari Al-Quran dan Rasulullah sallallahu alaihi wasallam menyampaikan kepada ummatnya melalui sabdanya, maka tidak boleh bagi siapapun yang yang telah hujjah kepadanya untuk menolaknya karna Al-Quran turun kepada beliau sallallahu alaihi wasallam.
Dan telah sahih riwayat dari rasulullah sallallahu alaihi wasllam bahwa beliau mengatakan dan menetapkannya (apa yang Allah tetapkan untuk dirinya dalam Al-Quran), dan jika ada orang yang mengingkarinya setelah tegak hujjah atasnya, maka ia telah kufur kepada Allah, Adapun orang yang belum sampai kepadanya tentang hal ini, maka ia mendapatkan Udzur bil Jahl; karna ilmu tentang nama-nama dan sifat-sifat Allah ta’ala tidak bisa di fahami dan dimengerti dengan akal manusia, tidak pula dengan pandangan dan pemikiran…dan bahwasanya makna yang terkandung dalam nama-nama dan sifat-sifat Allah ta’ala yang di sifatkan atas dirinya dalam Al-Quran dan Sunnah adalah makna yang tidak akan pernah di mengerti hakikatnya dengan pemikiran dan pandangan manusia…dan seorang muslim wajib menetapkan nama-nama dan sifat-sifat yang di tetapkan tersebut dan menafikan penyerupaan dengan makhluk, sebagaimana Allah ta’ala menafikan atas dirinya tasybih (penyerupaan), Allah ta’ala berfirman:
لَيْسَ كَمِثْلِهِۦ شَىْءٌ ۖ وَهُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْبَصِيرُ
Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dialah yang Maha Mendengar dan Melihat. [ Asy-Syura ayat 11]. [Ath-Thabaqat Al-Hanabilah Jilid:1 Hal.283,284]. Dan sebagaiannya di [As-siar Jilid:10 Hal.79-80].
KETIGA: Di riwayatkan dari Al-Imam Al-Baihaqi rahimahullah dengan sanadnya dari Sa’id bin Asad berkata: (( Aku berkata kepada Al-Imam Asy-Syafii rahimahullah: Bagaimana pendapatmu tentang hadist “melihat Allah”, Al-Imam Syafii berkata: Wahai Ibnu Asad … Bahwa seluruh hadist yang sahih dari rasulullullah sallallahu alaihi wasallam aku sependapat dengannya meskipun hadist itu belum sampai kepadaku. [Al-I’tiqad Hal.131/ Al-Manaqib Jilid:1 Hal.124].
Berkata Ibnu Katsir rahimahullah: (( dan sungguh telah di riwayatkan dari Ar-Rabi’ dan dari sebagaian besar fuqoha syafiiyyah kibar bahwa beliau(Imam syafii) pernah melewati ayat-ayat dan hadist-hadist yang berbicara tentang sifat-sifat Allah sebagaimana yang tertera di dalam keduanya, beliau tidak mentakyiifnya(membagaimanakan), tidak mentasybih(menyerupakan), tidak menafikannya(menghapusnya) dan tidak pula memalingkan maknanya dari makna yang sebenarnya dan inilah cara para salaf sholeh dalam menyikapi sifat-sifat Allah ta’ala. [Al-Bidayah Wan-Nihayah Jilid: 10 Hal. 265].
KEEMPAT: Al-Imam Muhammad bin Syihab Az-Zuhriy dan Al-Imam Makhul rahimahumallah pernah di tanya tentang tafsir hadist-hadist yang berbicara tentang sifat-sifat Allah ta’ala, maka mereka berkata: Biarkanlah sebagaimana yang datang di dalam Al-Quran dan Sunnah rasulullah.
Dan pertanyaan yang serupa pernah di tanyakan kepada Al-Imam Malik, Al-Laits, At-Tsauri rahimahumullah(tentang hadist-hadist yang berbicara tentang sifat Allah ta’ala), maka mereka berkata: Biarkanlah sifat-sifat tersebut sebagaimana itu datang dalam Al-Quran dan Sunnah. [Syarh Ushul Aqidah Ahlussunnah Wal Jamaah Jilid:3 Hal.431].
Dan ini semua selaras dengan apa yang di katakan oleh Imam Syafii rahimahullah dalam ungkapan beliau yang di riwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dengan sanadnya dari Abi Ishak bin Muhammad rahimahumullah, beliau berkata: Aku pernah mendegar Al-Imam Syafii rahimahullah berkata: sesungguhnya akal memiliki batas yang tidak bisa di lewati(jangkau), sebagaimana mata memiliki batas untuk melihat. [Adabus Syafii dan Manaqibnya Jilid: 3 Hal.431].
Disari dari kitab Manhaj Imam Syafii rahimahullah fii Itsbaat Al-Aqidah Hal. 350-351.
Akhukum: Muhaimin Abu Shofiya.Lc, M.S.I
Baarokallahu fiikum