Dampak positif Penaklukan negeri Persia
Keberhasilan kaum muslimin menguasai negeri Persia dan kekalahan telak orang orang majusi dalam perang Qodisiyah dan perang nahawand adalah kemenangan luar biasa menjadi goresan tinta emas dalam lembaran sejarah islam sekaligus babak baru dalam menempuh kehidupan islamy. Para Mujahidin dan pahlawan muslim yang di kirim oleh Khalifah Umar bin Khotob untuk membuka negeri ini mereka membawa pokok pokok ajaran islam yang bersih dan jauh dari noda noda kesyirikan. Mereka juga berupaya menerapkan hukum hukum islam di tengah tengah umat manusia. Sehingga orang orang yang terdzolimi mendapatkan hak mereka lagi, orang orang miskin dan kaya sama sama merasakan kebahagiaan. Penduduk negeri menjadi aman tan tentram di bawah naungan islam. Tak hanya itu, Ilmu al Qur’an dan Sunah Rosululloh tersebar, Aqidah dan amalan manusia menjadi lurus dan benar, keadilan dan kebijaksanaan menjadi patokan hukum dalam menyelesaikan setiap perkara, budi pekerti dan akhlak mulia menjadi hiasan setiap insan di kala itu. Semua ini adalah hasil kegigihan dan semangat luar biasa para mujahidin untuk tersebarnya islam di seluruh muka bumi.
Kelanjutan penaklukkan kota syam
Setelah mendapatkan kemenangan yang gemilang yang Allah karuniakan kepada kaum muslimin pada perang yarmuk, kaum muslimin di bawah panglima Abu Ubaidah bin al Jarrah atas perintah khalifah Umar bin Khatab melanjutkan upaya perluasan wilayah ke negeri syam (Yordania dan palestina). Wilayah pertama yang di tuju setelah yarmuk adalah kota damaskus.
Abu Ubaidah menyusun rencana taktik perang dan mengadakan pengaturan pasukan kemudian membawa pasukannya menuju damaskus. Beliau mengangkat Khalid bin walid sebagai komandan pasukan jantung. Beliau sendiri pada pasukan sayap kiri, Beliau juga mengangkat Amr bin al Ash sebagai komandan sayap kanan. Setelah sampai pasukan kaum muslimin di kota damaskus maka merekapun langsung mengepungnya, sedangkan Khalid bin walid mendobrak pintu yang di kepungnya. Pasukan musuhpun tak bisa berbuat apa apa dan merekapun tunduk dan mengadakan perjanjian dan kemudian menyerah kepada kaum muslimin, tidak ada pertempuran sengit diantara kedua belah pihak, Usaha penaklukkan yang dilakukan oleh kaum muslimin terus berlangsung sampai ke negeri himsha, Hamah, dan Halab. Dengan demikian kota kota di syam ditaklukkan secara otomatis tanpa ada perlawanan antara pasukan kaum muslimin dan pasukan musuh.
Penaklukkan Baitul Maqdis
Penaklukkan kota ini memiliki pengaruh ritual agama yang dalam. Baitul maqdis adalah kota yang di agungkan kaum muslimin setelah mekkah dan madinah. Di sana terdapat masjid al Aqsha yang merupakan masjid ketiga yang dibolehkan untuk diadakan perjalanan khusus ( ziarah untuk beribadah disana) dan di anjrkannya itikaf di sana. Demikianlah keterkaitan kota quds dengan islam, yaitu semenjak di taklukkan oleh Umar bin al Khatab bahkan semenjak Nabi di israkan ke sana agar senantiasa dalam pelukan islam.
Maka kaum muslimin mengarahkan pasukan mereka kearah baitul maqdis, sampailah mereka di depan bentengnya yang kokoh. Pengepungan digenapkan hingga empat bulan penuh. Selama pengepungan ini kaum muslimin harus menanggung kerugian besar, akan tetapi mereka tidak putus asa hingga mereka berhasil memaksa patrus Baitul maqdis untuk mengadakan perdamaian menyerah kalah. Patrus meminta syarat agar umar sendiri yang menulis perjanjian damai tersebut.
Umar pun datang dan mengadakan serah terima kota pada tahun 16 hijriyah. Dengan di taklukkannya kota baitul maqdis maka sempurnalah usaha perluasan islam di negeri syam setelah melalui perjuangan yang berat dan pengorbanan yang besar. Sampai sampai pasukan kaum muslimin yang meninggal sebagai syuhada mencapai 25.000 orang. Namun sebesar apapun pengorbanan yang di lakukan di jalan Alloh pada hakekatnya adalah kecil. Sedangkan apa yang ada di sisi Allah adalah jauh lebih baik lagi kekal abadi.
Mesir berhasil di taklukkan
Pada masa itu mesir adalah negeri jajahan romawi. Penduduk asli mesir mengant agama nasrani yang juga merupakan agamanya orang orang romawi. Namun sangat di sayangkan walaupun mereka satu agama tetapi orang orang romawi berlaku kejam dan tidak adil terhadap orang orang mesir. Diantara ketidak adilan orang orang romawi terhadap penduduk asli mesir adalah membebani penduduk setempat dengan keharusan membayar pajak. Tak hanya itu orang orang romawi pun mewajibkan pajak kepada mayat yang sudah meninggal. Mereka tidak mengijinkan mayat untuk di kubur sampai keluarganya membayar pajak dengan jumlah yang telah ditentukan.
Kondisi buruk yang dirasakan oleh penduduk mesir membuat hati mereka benci terhadap sikap romawi. Pada akhirnya mereka berkeinginan keluar dari kekuasaan romawi agar kelaliman yang menimpa mereka akan hilang.
Setelah kabar berita kemenangan kaum muslimn di negeri syam tersiar sampai ke telinga penduduk mesir, dan juga mereka mendapat kabar bahwa penduduk negeri syam mendapat perlakuan baik oleh kaum muslimin, membuat mereka bergembira. Sehingga mereka berkeinginan agar kaum muslimin menjadikan mesir sebagai daerahnya yang nantinya akan menghilangkan berbagai kedzoliman kemudian berlindung di bawah bendera keadilan.
Ada salah satu shohabat Rosululloh bernama Amr bin al Ash ketika di masa jahiliyah pernah melakukan perjalanan ke mesir dan menyaksikan kesengsaraan yang di derita oleh penduduk mesir dan di tambah dengan pentingnnya membuka mesir karena memiliki potensi yang besar dalam penyebaran agama islam di muka bumi Allah yang luas ini. Maka Amr bin al Ash yang pada saat itu sebagai komandan penaklukan negeri syam mengirimkan utusan kepada Amirul mukminin Umar bin khatab untuk meminta idzin membuka kota mesir.
Taktik perang Amr bin al Ash dalam menaklukkan kota mesir
Amr bin alash mengerahkan pasukannya dari syam ke mesir. Pasukan yang bersama beliau berkekuatan 4000 personil, mereka harus melewati gurun Sinai ( padang pasir yang amat luas). Sampailah mereka di Arisy pada penghujung tahun 18 H. Mereka menaklukkannya tanpa ada perlawanan karena daerah itu tidak di jaga oleh pasukan romawi. Kemudian mereka melanjutkan perjalanan dan sampailah mereka di al firma (sekarang menjadi bursaid). Pasukan muslimin mengepungnya selama satu setengah bulan. Pada awal tahun 19 H kota itu berhasil di taklukkan secara menyeluruh. Dalam upaya pengepungan ini penduduk kota memberikan batuannya kepada pasukan kaum muslimin.
Amr melanjutkan perjalanan ke balbis, beliau berhasil menaklukanya setelah sebulan penuh menghadapi pertempuran. Setelah itu beliau bersama pasukan melanjutkan penaklukkan ke kota Ummudanin ( sekarang tepatnya dekat dengan stasiun kereta api cairo). Di kota ini terjadi pertempuran yang sengit. Pasukan romawi berlindung di benteng Babilion yang merupakan benteng yang paling kokoh. Kaum muslimin terhenti di hadapan benteng ini selama tujuh bulan, sampai kemudian datang pasukan bantuan dari khalifah yang berkekuatan 4000 personil. pada tahun 20 H kaum muslimin berhasil mendudukinya setelah melalui perjuangan yang sangat berat.
Pasukan kaum muslimin melanjutkan perjalanan ke al iskandariyah yang waktu itu menjadi ibu kota mesir. Pasukan romawi mengerahkan segenap kemampuatan untuk mempertahankan al iskandariyah agar tidak direbut oleh pasukan muslimin, pasukan dengan kekuatan 50.000 personil mereka kerahkan. Pasukan itu dilengkapi dengan perlengkapan dan persenjataan yang banyak. Sedangkan jumlah pasukan muslimn tidak mencapai seperempat jumlah mereka. Pertempuran terus berkecamuk selama empat bulan. Amr menyerahkan bendera komando kepada Ubadah bin as shamit. Pada akhirnya Allah membuka pintu kota al iskandariyah melalui tangan Ubadah bin as shamit dan pasukan Muslimin berhasil menghentikan perlawanan romawi baik di darat maupun di laut. Dengan demikian Mesir menjadi wilayah islam.