Etika Berbicara Seorang Muslim

ETIKA BERBICARA SEORANG MUSLIM

Alloh menurunkan al-Qur’an yang di dalamnya terdapat mutiara kebaikan yang tak ternilai harganya untuk ummat manusia. Dia juga telah mengutus Muhammad sebagai figur suri tauladan dalam merealisasikan perintah dan larangannya.  Bahkan islam merupakan agama yang menyokong dan mendorong para pemeluknya untuk terus berada dalam suasana akhlakul karimah khususnya dalam berbicara, islam tak membenarkan sedikitpun untuk mengucapkan perkataan jelek dalam berbicara. Akan tetapi islam menganjurkan untuk berkata baik dalam berbicara. Karena di antara salah satu syi’ar islam adalah menebarkan perkataan baik. Maka beranjak dari sini alangkah baiknya pada edisi ini kami angkat pembahasan etika dalam berbicara agar seorang hamba dapat merealisasikannya didalam kehidupan sehari-harinya. Alloh Musta’an.

WASIAT ALLOH UNTUK BERTUTUR KATA BAIK DALAM BERBICARA

Di antara hal yang seharusnya di lakukan oleh seorang muslim adalah memperhatikan lisannya dengan penuh perhatian di dalam berbicara. Misalnya menjauhi perkataan jelek, bathil, ghibah, namimah, dan dari perkataan yang tak memberikan manfaat maupun berbicara tanpa dasar lmu. Sesungguhnya Alloh melarang yang demikian itu semua, terutama berbicara tanpa dasar ilmu. Karena Alloh akan meminta pertanggung jawaban dari semua itu di hari kiamat kelak. Sebagaimana Alloh berfirman:

وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ ۚ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَٰئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya, sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati semua itu akan di minta pertanggung jawabnya.” (QS.Al-Isra [17]:36).

Demikianlah wahai saudaraku, Alloh telah melarang hambanya dari berbicara tanpa ilmu. Maka dari sini dapat dipahami bahwa ayat tersebut merupakan perintah untuk berkata baik dan di sertai dengan ilmu. jika kita tidak mampu berbuat demikian maka selayaknya kita diam dari pada berbicara tanpa memberikan faedah dan tanpa di landasi dengan ilmu.

Sebagaimana ditegaskan dalam sebuah hadits yang artinya :

Dari Abu Huroiroh bahwasanya Rosululloh bersabda: “Barang siapa yang beriman kepada Alloh dan hari akhir maka hendaklah berkata baik atau diam”. (HR. Bukhori: 6018, Muslim: 48)

KEUTAMAAN BERTUTUR KATA BAIK DALAM BERBICARA

Berkata baik mempunyai keutamaan di dunia dan di akhirat. Berikut ini sebagian keutamaan bertutur kata dengan baik yang di sebutkan berdasarkan as-Sunnah as-Shohihah dan perkataan para ulama.

1. Memperoleh jaminan surga.

Wahai saudaraku, betapa banyak orang yang ingin masuk surga, mendapatkan kenikmatan di dalamnya dan kekal abadi bersama bidadari di dalamnya. Betapa banyak amalan ibadah yang dapat menjamin seseorang masuk ke dalam surga, di antaranya adalah bertutur kata yang baik. Sebagaimana ditegaskan dalam sebuah hadits:

Dari sahl bin said bahwasanya rosululloh bersabda: Barang siapa yang memberi jaminan untukku apa yang ada di antara dua jenggotnya dan apa yang ada di antara dua kakinya, niscaya aku akan memberi jaminan surga baginya. (HR. Bukhori: 6374, Tirmidzi: 2408).

Al-hafidz Ibnu Hajar berkata: “Telah berkata ad-Dawudy:Yang di maksud di antara dua jenggotnya adalah mulut dan barang siapa yang menjaganya niscaya ia akan selamat dari segala kejelekan kecuali tinggal pendengaran dan penglihatannya. (Fathul bari: 11/375)

2. Mencapai derajat yang tinggi.

Dalam kompetisi islam, seorang muslim di katakan telah meraih puncak prestasi yang unggul bilamana ia telah mancapai derajat yang tinggi di sisi Alloh, bukan di sisi manusia.Karena untuk mencapai derajat yang tinggi di sisi manusia bisa dengan cara hal-ihwal duniawi. Namun untuk memperoleh derajat yang tinggi di sisi Alloh di antaranya adalah sopan dalam berbicara.

Sebagaimana ditegasakan dalam sebuah hadits:

Dari Abu Huroiroh bahwasanya Rosululloh bersabda: “Sesungguhnya seorang hamba mengatakan perkataan yang di ridhoi Alloh tanpa memperdulikannya maka Alloh akan mengangkat derajat hamba tersebut kerena perkataannya.dan sesungguhnnya seorang hamba mengatakan perkataan yang di benci Alloh tanpa memperdulikannya niscaya Alloh akan menjerumuskan hamba tersebut ke dalam neraka jahannam di sebabkan oleh perkataannya. (HR. Bukhori: 6478)

3. Menjauhkan dari api neraka

Jalan yang dapat menjauhkan seseorang dari api neraka sangat banyak di antaranya adalah mengucapkan perkataan yang baik karena hal ini merupakan amalan yang bisa menjauhkan pelakunya dari api neraka. Berdasarkan hadits Rosululloh:

Dari muadz bin jabal bahwasanya rosullulloh bersabda: Maukah engkau aku kabarkan kunci dari semua itu, kemudian saya menjawab: tentu wahai Rosululloh, kemudian Rosul memegang lisannya sambil berkata: peliharalah ini olehmu. Akupun bertanya:”Wahai nabi apakah benar kita akan di siksa karena pembicaraan kita? Rosululloh menjawab:semoga ibumu kehilangan dirimu wahai Muadz…!! Tidaklah manusia itu di seret ke neraka pada wajah-wajah mereka atau hidung-hidung mereka melainkan di sebabkan karena buah perkataan meraka.” (HR. Tirmidzi: 2616, Ibnu majah: 3973, Ahmad: 5/231 dan dishohihkan oleh syaikh al-Albani dalam kitab al-Irwa: 413).

ADAB DALAM BERBICARA

Selintas terpatri dalam benak kita betapa agungnya budi pekerti Rosululloh dalam bergaul dengan para sahabatnya.Beliau selalu mengucapkan perkataan yang bisa mendatangkan manfaat bagi mereka.Hal ini dikarenakan ucapan beliau tersebut selalu di iringi dengan wahyu Alloh. Dan di antara Adab beliau dalam berbicara adalah:

1. Menjaga lisan

Di antara yang patut untuk  dilakukan oleh seorang muslim adalah memperhatikan pembicaraannya dari perkataan yang keji dan bathil maupun ucapan-ucapan yang bisa menjurus ke perkara yang harom dan makruh. Karena semua perkataan yang terucap dari lisan manusia baik berupa kebaikan maupun kejelekan semua itu akan di catat oleh kedua malaikat.

Sebagaimana di tegaskan dalam al-Qur’an yang artinya:

“Tiada suatu ucapanpun yang di ucapkannya melainkan ada dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir. (QS.Qoof [50]:18)

2. Anjuran untuk sedikit bicara dan larangan banyak bicara

Islam menganjurkan kepada pemeluknya untuk meminimkan pembicaraan dan ia tidak menganjurkan kepada pemeluknya untuk banyak bicara, karena hal tersebut bisa melalaikan dari kesalahan.

Sebagimana telah datang larangan dari hadits Nabi:

Di riwayatkan dari Mughiroh bin syu’bah bahwa rosululloh bersabda: Sesungguhnya Alloh mengharamkan kepada kalian berbuat durhaka kepada ibu, meminta-minta, mengubur anak perempuan hidup-hidup dan di haramkan desasdesus, banyak bicara dan menyia-nyiakan harta. (HR.Bukhori: 5975, Muslim: 593)

3. Larangan ghibah dan namimah

Ketahuilah wahai saudaraku, bahwa kedua sifat ini adalah sifat tercela yang paling jelek dan paling banyak menyebar di kalangan manusia, sehingga tak ada orang yang selamat dari sifat ini kecuali sedikit.

Sebagaimana Alloh berfirman yang artinya:

Dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lainnya sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudarannya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya dan bertaqwalah kamu kepada Alloh sesungguhnya Alloh maha penerima taubat lagi maha penyayang. (al-Hujurot [49]:12)

4. Larangan membicarakan dari segala yang di dengar

Berdasarkan hadits :

Dari Abu huroiroh bahwasanya Rosululloh bersabda: Cukuplah seseorang berdosa karena menceritakan setiap apa yang ia dengar. Riwayat lain mengatakan : Cukuplah seseorang berbohong kerena menceritakan setiap apa yang ia dengar. (HR. Muslim: 5, Abu dawud: 4992)

5. Larangan berkata kotor dan keji

Nabi muhammad adalah seorang figur yang sempurna akhlaknya.Beliau selalu menjauhi kata-kata kotor dan keji, serta memperingatkan dan melarang umatnya dari perbuatan yang jelek tersebut.

Sebagaimana ditegaskan dalam sebuah hadits:

Dari Ibnu mas’ud bahwasanya Rosululloh bersabda: tidak sepantasnya bagi seorang mu’min mencela, melaknat dan berkata kotor, (HR. Bukhori dalam Sohih Adabul Muforod: 237, Tirmidzi: 1977 dan dishohihkan oleh Syaikh Albani dalam as-Shohihah: 320)

6. Ceria dan lemah lembut dalam berbicara

Saudaraku, jika kita ingin termasuk dalam  daftar lembaran emas kemuliaan di antara orang yang memperkokoh tali ukhuwah islamiyah, maka tebarkanlah sikap ceria dan lembut dalam berbicara.Sebagaimana sebuah hadits:

Dari Abu Dzar bahwasanya Rosululloh bersabda: “Janganlah mencela kebaikan sedikitpun walaupun kamu menjumpai saudaramu dengan wajah ceria. (HR. Muslim: 2626, Tirmidzi: 1833, Abu Dawud: 4084, dan Ahmad: 3/483)

7. Merendahkan suara ketika berbicara

Sebagaimana Alloh berfirman:

وَاقْصِدْ فِي مَشْيِكَ وَاغْضُضْ مِنْ صَوْتِكَ ۚ إِنَّ أَنْكَرَ الْأَصْوَاتِ لَصَوْتُ الْحَمِيرِ

“Dan lunakkanlah suaramu, sesungguhnya seburuk-buruknya suara adalah suara keledai. (QS. Luqman [31]: 19)

Imam Taqiyuddin berkata: Barangsiapa yang mengeraskan suara kepada lawan bicaranya maka sudah di kenal di kalangan orang yang sehat akalnya bahwa ia kurang rasa hormat kepadanya.

Ibnu Zaid mengatakan: Seandainya mengeraskan suara adalah kebaikan, Sungguh Alloh tidak akan menjadikannya untuk suara himar. (Lihat Adab as-Syar’iyah: 2/26).

8. Larangan berbicara yang tak ada manfaatnya

Seorang muslim yang prestatif adalah muslim yang konsisten terhadap waktunya, selalu beraktivitas yang dapat menghasilkan manfaat bagi dirinya maupun orang lain.Karena termasuk ciri muslim sejati dalam berakhlakul karimah adalah muslim yang memanfaatkan waktunya dengan hal-hal bermanfaat, termasuk juga dalam berbicara.

Sebagaimana ditandaskan dalam sebuah hadits:

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مِنْ حُسْنِ إِسْلاَمِ الْمَرْءِ تَرْكُ مَالاَ يَعْنِيْهِ

Dari Abu Huroiroh bahwasanya Rosululoh bersabda: “Termasuk baiknya islam seseorang adalah meninggalkan perkara yang tak manfaat bagi dirinya. (HR. Tirmidzi: 2317, Ibnu Majah: 3976 Malik: 2/903 Ahmad: 1/201 dan telah dishohihkan oleh Syaikh Albani dalam Takhrij at-Thohawiyah: 268).

Demikianlah wahai saudaraku semoga Allah ta’ala menjadikan kita semua termasuk muslim yang sempurna imannya dan mencapai derajat ihsan di sisi Alloh. Akhirnya kita memohon kepada Alloh agar kita di jadikan sebagai seorang muslim yang istiqomah dalam menjalankan perintahnya dan meninggalkan larangannya sesuai dengan tuntunan Rosululloh.

– MUKHLIS ABU DZAR –

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *