Nasehat Syeikh Soleh Ibnu Utsaimin rahimahullah kepada para syabab (penuntut ilmu pemula) agar tidak mudah memberikan vonis kafir, fasik dan bid’ah kepada seseorang.
Adapun perkara yang berkaitan dengan menvonis kafir, fasik dan bid’ah kepada seseorang secara tertentu, maka itu bukanlah untuk konsumsi dan keahlian setiap orang, namun itu harus di kembalikan kepada para ulama yang kompeten dalam bidangnya masing-masing.
Barangsiapa yang berhak mendapatkan vonis kafir karna melakukan perkara kekufuran maka boleh di vonis kafir, barangsiapa yang melakukan dosa besar maka boleh di vonis fasik begitu pula bagi yang mengamalkan amalan yang tidak pernah di contohkan oleh rasulullah maka boleh di vonis ahli bid’ah, ini adalah kaidah umum yang ada, Namun ini semua harus berdasarkan dhowabit yang sudah terpenuhi dan penghalang-penghalang yang sudah hilang dalam timbangan Al-Quran dan sunnah sesuai pemahaman salafsholeh, kemudian setelah itu di tentukan oleh para ulama yang memiliki keahlian dal bidang tersebut.
Namun apabila setiap orang terkhusus para pemuda (penuntut ilmu pemula) terlalu mudah memberikan vonis kafir, fasik dan ahli bid’ah dan bahkan mungkin di jadikan sebagai celaan dan merendahkan orang lain tanpa dasar ilmu, maka bisa saja vonis tersebut akan kembali kepada orang yang memvonis, Rasulullah sallallahu alaihi wasallam bersabda:
Dari sahabat Abu Dzarr radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَمَنْ دَعَا رَجُلًا بِالْكُفْرِ، أَوْ قَالَ: عَدُوُّ اللهِ وَلَيْسَ كَذَلِكَ إِلَّا حَارَ عَلَيْهِ
“Apabila seorang laki-laki mengkafirkan saudaranya, maka sungguh salah seorang dari keduanya telah kembali dengan membawa kekufuran tersebut.” (HR. Musliim No.61)
Kemudian As-Syeikh rahimahullah melanjutkan beliau berkata: Perkara vonis kafir, fasiq dan ahli bid’ah merupakan perkara yang berbahaya, bagai setiap insan harus senantiasa menjaga dirinya dari hal tersebut.
Adapun nasihatku (Syeikh Ibnu Utsaimin) untuk para penuntut ilmu, sibukanlah diri kalian dalam menuntut ilmu dan beramal, dan pejarilah muqarar-muqarar pelajaran diniyah yang di tetapakn bagi kalian dan fokuskanlah kesibukan kalian pada pelajaran-pelajaran tersebut, jangan kalian sibukan diri kalian pada vonis kafir, fasiq dan bid’ah, sampai kalian tau ilmu dan aturan-aturannya serta jika kalian sudah memiliki keahlian dalam bidang tersebut, sehingga pada akhirnya kalian pun akan memberikam vonis sesuai dengan pelakunya dan yang berhak mendapatkannya, dan kalian akan meletakan sesuatu pada tempatnya, Namun jika kalian melontarkan vonis tersebut tanpa dasar ilmu dan tanpa dasar keahlian dalam bidangnya, kemudian kalian salah dalam memberikan vonis, maka bisa saja vonis-vonis tersebut akan kembali kepada diri kalian.
[at-Taqrir fi Hukmi wa Khuturoti Takfir wa Tafjir Hal. 75, Prof, Dr. Syeikh Sulaiman Abal Khail].
Maka berilmulah sebelum berucap dan berbuat karna itulah manhaj ahlussunnah waljamaah, dan manhaj salaf yang sesungguhnya,
Imam Bukhari rahimahullah mengatakan:
بَابٌ العِلمُ قَبلَ القَولِ وَالعَمَلِ
“Bab: Ilmu sebelum ucapan dan perbuatan”
Bahkan seorang Imam yang bernama Sufyan at-Tsauri rahimahullah mengatakan:
إِنْ اسْتَطَعتَ ، أَلَّا تَحُكَّ رَأسَكَ إِلَّا بِأَثَرٍ فَافعَلْ
Jika kamu mampu tidak akan menggaruk kepala kecuali jika ada dalilnya maka lakukanlah
(Al Jami’ li Akhlaq ar Rawi wa Adab as-Sami’, Khatib al-Baghdadi, Mauqi Jami’ al-Hadis: 1/197).
Perkara menggaruk kepala saja yang begitu ringan namun dianjurkan untuk berdalil, bagaimana dengan perkara takfir, tafsik dan bid’ah.
Allah ta’ala juga mengingatkan kita agar senantiasa bertabayun atau mencari hujah terlebi dahulu sebelum menjatuhkan vonis kepada seseorang.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَىٰ مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ
Wahai orang- orang yang beriman, jika ada seorang faasiq datang kepada kalian dengan membawa suatu berita penting, maka tabayyunlah (telitilah dulu), agar jangan sampai kalian menimpakan suatu bahaya pada suatu kaum atas dasar kebodohan, kemudian akhirnya kalian menjadi menyesal atas perlakuan kalian. [al-Hujurât/49:6].
✍️ Muhaimin Abu Shofiya
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد إن لا إله إلا أنت أستغفرك و أتوب إليك…
BAAROKALLAHU FIIKUM