Pembangunan Kota di masa khalifah Umar Bin Khatab
Kita mengetahui bersama bagaimana semangat dan kemauan keras khalifah Umar untuk meninggikan kalimat tauhid dan menaklukkan negeri negeri musuh islam. Di samping beliau sibuk mengerahkan pasukan untuk meluaskan wilayah islam, Beliau juga memperhatikan daerah daerah yang telah masuk dalam kekuasaan islam. Beliau membersihkan daerah daerah itu dari berbagai penyimpangan penyimpangan, terutama dalam hal aqidah dan keyakinan. Beliau menebarkan ajaran ajaran islam, menanamkan budi pekerti dan akhlaqul karimah dalam diri mereka, Memperlakukan rakyatnya baik dari kalangan Arab maupun non arab berdasar satu asas.
Termasuk dari rangkaian pembangunan dan perbaikan yang beliau canangkan adalah mengokohkan perbatasan negeri dan memperbaiki urusan dalam negeri. Beliau membuat undang undang dan peraturan peraturan bersandar kepada al Qur’an dan as Sunnah. Beliau mendirikan departemen Pengadilan untuk mengadili dan memberikan hukuman kepada orang orang yang melakukan pelanggaran dalam islam, seperti menerapkan qishos atau membayar diyat bagi yang membunuh, potong tangan bagi yang mencuri.
Beliau juga membuat departemen perekonomian untuk melakukan pengawasan kepada para pedagang sehingga rakyat menjadi aman dari penipuan, Beliau membuat undang undang khusus yang mengawasi pasar dan timbangan serta takaran. Kemudian para pengawas yang tidak mengenal kompromi kecuali kebenaran. Semua ini di buat agar kaum muslimin bermuamalah tidak ada saling merugikan dan tidak ada ystem penipuan. Pada masanya mulai diatur dan ditertibkan ystem pembayaran gaji dan mewajibkan membayar jizyah bagi orang orang kafir yang enggan masuk islam.
Beliau juga mendirikan tempat khusus semacam wisma bagi para tamu. Beliau mengalokasikan dana khusus untuk bidang ini, untuk selanjutnya alokasi dana tadi di berikan kepada orang yang kehabisan bekal dalam perjalanannya. Beliau melarang perbuatan meminta minta ( mengemis ) Beliau juga memberikan hak hak bagi orang orang yang tertimpa musibah kemiskinan dan memberikan gaji tetap kepada mereka dari kas Negara. Hal ini untuk menghindarkan mereka dari hinanya pekerjaan mengemis.
Demikianlah sosok Umar bin Al Khaththab yang menerapkan keadilan masyarakat yang sempurna berdasarkan kepada kitaballah al Qur’an dan sunnah Rasulullah.
Penanggalan hijriyah
Siapa yang tidak mengenal dengan sosok Umar, Beliau adalah seorang yang tanggap dengan hakikat islam dan kemandiriannya. Hal ini sebagaimana yang beliau pelajari di hadapan Rosulullah, bahwa kaum muslimin memiliki ciri khas dan sikap tidak bergantung pada selainnya baik dalam bidang aqidah, pola fikir, maupun gaya hidup.
Bertolak dari kenyataan di atas, Beliau ingin memberikan pilihan bagi kaum muslimin, system penanggalan tersendiri, setelah beliau menyaksikan betapa pentingnya penanggalan. Juga sangat butuhnya kaum muslimin terhadap penanggalan dalam berbagai kegiatan mereka. Beliau berkehendak agar penanggalan itu berdasarkan atas islam dan keselarasan dengan kepribadian seorang muslim.
Umar meminta pendapat kepada kaum muslimin agar beliau mengetahui pandangan yang ada pada mereka seputar masalah ini. Kaum Di antara mereka ada yang pendapat untuk mendasarkan penanggalan pada kelahiran Rasulullah, akan tetapi Umar menolaknya dengan alasan bahwa seorang muslim tidak tertarik dengan kelahiran seorangpun walaupun dengan kelahiran Rasulullah. Yang lain berpendapat agar di mulai dari pengutusan Rasulullah. Umar tidak menerimanya walaupun hal ini sebagai seorang nabi dan rasul memiliki posisi yang sangat urgen dan pengarus yang luas dalan kehidupan sejarah manusia. Usulan yang manarik beliau dan beliau pakai adalah pendapat Ali bin Abi Thalib. Beliau berpandangan agar penanggalan di mulai dari hari berhijrahnya Rasulullah dan beliau meninggalkan wilayah kemusyrikan. Pendapat ini mendapat perhatian umar karena dengan hijrahnya tegaklah daulah atau Negara islam, yang Negara itu menjaga islam tentunya dengan taufiq dari Allah, membela dan menyebarkan dakwah islam ke penjuru dunia, begitulah, hijrah adalah babak baru dan titik tolak tersebarnya islam ke pelosok dunia. Kaum muslimin memulainya untuk menyebarkan islam dan membuka hati manusia di berbagai negeri.
Awal pemakaian kalender hijriyah adalah enam belas tahun setelah hijrahnya Nabi. Kaum muslimin juga bersepakat bahwa permulaan tahun hijriyah adalah di mulai dengan permulaan bulan muharam.
Sungguh betapa butuhnya kaum muslimin pada masa sekarang dengan penanggalan hijriyah, akan tetapi mayoritas mereka telah meninggalkan bahkan tidak lagi mengenal penanggalan hijriyah. maka Hendaklah kita menghidupkan kembali penanggalan hijriyah yang nantinya akan memabawa kita untuk senantiasa mengingat perkara perkara penting, lebih dari itu akan mengikat kita dengan berbagai macam ibadah. Dengan kalender hijriyah kaum muslimin akan mengetahui waktu waktu puasa dan haji, baik puasa romadhon atau puasa puasa sunnah lainnya, dengan kalender hijriyah mereka akan senantiasa menjaga keistimewaan dan kepribadian khususnya. Apakah semua ini akan ditinggalkan begitu saja dan menggantinya dengan kalender dan pradaban yang ada selain islam?
Semoga Alloh senantiasa merahmati Umar, betapa banyak jasanya yang indah dan peninggalan yang kekal yang beliau hadaiahkan kepada umat ini.
Demikianlah sejarah dimulainya penanggalan di dalam islam yang kemudian menjadi salah satu ciri khas kaum muslimin yang membedakan mereka dari orang-orang Nasrani atau yang lainnya. Semoga kita dapat senantiasa menggunakan kalender takwim hijriyah dengan penuh percaya diri, karena hal tersebut akan mengingatkan kita kembali pada masa keagungan sejarah Islam, sehingga dapat menjadi motivator bagi kita untuk mengembalikan kejayaan Islam di muka bumi ini.