Serial Fiqh Zakat (Bag. 5): Syarat Wajib Zakat (2)

Baca pembahasan sebelumnya Serial Fiqh Zakat (Bag. 5): Syarat Wajib Zakat (1)

Syarat yang Berkaitan dengan Harta

Syarat pertama: harta yang dimiliki merupakan obyek yang wajib dizakati

Zakat wajib ditunaikan pada lima jenis harta, yaitu:

  • Emas, perak, atau mata uang yang menjadi alat tukar dalam jual-beli.
  • Hasil pertambangan dan harta terpendam.
  • Komoditi perdagangan.
  • Tanaman biji-bijian dan buah-buahan.
  • Hewan ternak.

Syarat kedua: dimiliki secara sempurna

Kepemilikan secara penuh (al-milk at-taam) berarti “المملوكَ رقبةً ويدًا”, harta itu dimiliki secara tunai dan dalam penjagaan pemiliknya. [Badai’ ash-Shana’i, 2: 9; Hasyiyah Ibn Abidin, 2: 263] 

Sebagian ulama mendefinisikan kepemilikian secara penuh dengan,

عبارةٌ عمَّا كان بيَدِه ولم يتعلَّقْ به غيرُه؛ يتصرَّفُ فيه على حَسَبِ اختيارِه، وفوائِدُه حاصلةٌ له

 “Istilah untuk harta yang ada dalam genggaman (penguasaan) dan tidak terikat dengan orang lain. Pemiliknya bisa mengelola/memanfaatkan sesuai kehendak dan manfaat harta itu bisa dirasakan olehnya.” [Kasyaf al-Qina’, 2: 170]

Mayoritas alim ulama bersepakat bahwa harta yang wajib dizakati adalah harta yang dimiliki secara penuh. [Badai’ ash-Shanai’, 2: 9; Syarh Mukhtashar Khalil, 2: 179; al-Um, 2: 28; Kasyaf al-Qina, 2: 170]

Dalil al-Qur’an

خُذْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِمْ بِهَا

“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka.” [QS. at-Taubah: 103]

Frasa “harta mereka”, dimana kata harta dinisbatkan kepada pemilik harta, menunjukkan bahwa harta yang wajib ditarik zakatnya adalah harta yang secara penuh berada dalam kepemilikan pemiliknya. 

Dali aqli 

Dalam penyerahan zakat terdapat pemindahan kepemilikan kepada golongan yang berhak menerimanya (mustahiq). Hal itu tidak dapat terjadi apabila pemilik harta tidak memiliki harta itu secara penuh. 

Baca Juga: Enggan Sedekah Adalah Ciri Kemunafikan

Syarat ketiga: mencapai haul 

Tercapainya haul dipersyaratkan dalam zakat emas dan perak; hewan ternak; dan komoditi perdagangan.

Dalil atsar

Dari Ali radhiallahu ‘anhu, dia berkata,

ليس في المالِ زكاةٌ حتى يحولَ عليه الحَوْلُ

“Tidak ada zakat atas harta, kecuali yang telah melampaui satu haul (satu tahun)” [HR. Ahmad: 1265; Abdurrazzaq dalam al-Mushannaf: 7023; Ibnu Abi Syaibah dalam al-Mushannaf: 10214; ad-Daruquthniy: 1892. Sanadnya dinilai shahih oleh Syaikh Ahmad Syakir dalm ta’liq beliau terhadap al-Musnad, 2: 311]

Dari Ibnu ‘Umar radhiallahu ‘anhu, dia berkata,

مَنْ اسْتَفَادَ مَالًا فَلَا زَكَاةَ فِيهِ حَتَّى يَحُولَ عَلَيْهِ الْحَوْلُ عِنْدَ رَبِّهِ

“Siapa yang memanfaatkan harta maka tidak ada zakatnya hingga berlalu atasnya setahun di tangan pemiliknya.” [HR. at-Tirmidzi: 632; Abdurrazzaq dalam al-Mushannaf: 7030; ad-Daruquthniy: 1895; al-Baihaqiy: 7572. At-Tirmidzi mengatakan, “Riwayat ini lebih shahih dari hadits Abdurraham bin Zaid bin Aslam (yang statusnya marfu’). Dalam Shahih Sunan at-Tirmidzi: 632, riwayat ini dinilai shahih apabila berstatus mauquf. Beliau mengatakan, “Sanad riwayat ini secara hukum berstatus marfu’”.]

Dalil ijmak

Sejumlah ulama seperti Ibnu al-Mundzir, Ibnu Hazm, Ibnu Abdil Barr, Ibnu Rusyd, dan Ibnu Qudamah mengutip adanya ijmak bahwa tercapainya haul merupakan syarat wajib zakat. [Al-Ijma’, hlm. 47; Maratib al-Ijma’, hlm. 38; At-Tamhid, 20: 155; Bidayah al-Mujtahid, 1: 270; Al-Mughni, 2: 467]

Baca Juga: Lebih Baik Tidak Minta Didoakan ketika Memberi Sedekah

Syarat keempat: memenuhi nishab 

Nishab adalah kadar harta yang menjadi patokan kewajiban zakat apabila terpenuhi. Dengan begitu, zakat tidak wajib ditunaikan apabila kadar harta kurang dari patokan tersebut dan nishab untuk setiap obyek zakat berbeda-beda. [Bidayah al-Mujtahid, 1: 254; Ahkam wa Fatawa az-Zakah wa an-Nudzur wa al-Kaffaraat, hlm. 19; asy-Syarh al-Mumti’, 6: 16] 

Terpenuhinya nishab merupakan syarat wajib zakat berdasarkan sejumlah dalil berikut:

Dalil as-Sunnah

Dari Abu Sa’id al-Khudri radhiallahu ‘anhu, dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَيْسَ فِيمَا دُونَ خَمْسِ أَوَاقٍ صَدَقَةٌ ، وَلَيْسَ فِيمَا دُونَ خَمْسِ ذَوْدٍ صَدَقَةٌ ، وَلَيْسَ فِيمَا دُونَ خَمْسِ أَوْسُقٍ صَدَقَةٌ

“Tidak ada zakat bagi perak di bawah 5 uqiyah, tidak ada zakat bagi unta di bawah 5 ekor, dan tidak ada zakat bagi tanaman di bawah 5 wasaq.“ [HR. al-Bukhari no. 1405 dan Muslim no. 979]

Dalil ijmak

Sejumlah ulama seperti Ibnu Hazm, an-Nawawi, dan Ibnu Qudamah mengutip adanya ijmak bahwa zakat tidaklah wajib ditunaikan jika nishab belum terpenuhi [Maratib al-Ijma’, hlm. 37; Al-Majmu’, 6: 146; Al-Mughni, 2: 471]

Dalil aqli

Kadar harta yang berada di bawah nishab tidak menunjukkan adanya kelapangan harta, dengan begitu zakat tidak wajib ditunaikan. [Al-Majmu’, 5: 359; asy-Syarh al-Mumti’, 6: 16]

Baca Juga:

[Bersambung]

***

Penulis: Muhammad Nur Ichwan Muslim, ST.

Artikel: Muslim.or.id

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *