USAHAIRIM PUTRA BANI ABDUL ASYHAL
Penghuni Syurga yang belum sempat mengerjakan satu shalat sekalipun
Amr bin Tsabit Al Waqsy adalah salah seorang Ahli Jannah yang belum pernah sekalipun menjalankan shalat. Ia dikenal sebagai Al Ushairim Bani Abdul Asyhal, karena itu kisahnya lebih di kenal sebagai kisah al Ushairim. Ia tidak mau memeluk islam karena takut kepada kaumnya. Tetapi, ketika Nabi dan para Shahabat tengah berperang di uhud, tiba tiba saja menguat niatnya untuk memeluk islam. Segera ia mengucap syahadat, kemudian mengambil pedang dan tunggangannya. Pagi pagi sekali ia melesat ke uhud, sesampainya di sana, ia langsung menerjunkan diri dalam pertempuran. Dan ia pun gugur sebagai syahid.
Diriwayatkan dari Ibnu Sufyan, maula (mantan Sahaya) Ibnu Abi Ahmad, bahwa Abu Hurairah pernah berkata meminta kepada para shahabat, “Ceritakan kepadaku mengenai kisah seseorang yang masuk surga padahal belum pernah shalat sekalipun sepanjang hidupnya!” Ternyata para shahabat tidak ada yang mengetahui.
Maka para shahabat balik bertanya, “Siapakah dia?” Abu Hurairah menjawab,” Ushairim dari Bani Abdul Asyhal (yang nama aslinya adalah Amr bin Tsabit bin Waqsy.
Al Hushain berkata: Aku pernah bertanya kepada Mahmud, “ bagaimana sebenarnya Kisah Ushairim?”
Mahmud menjawab, “Mulanya ia enggan memeluk islam sebagaimana kaumnya.
Pada hari terjadinya perang uhud, di mana Rasulullah telah berangkat menuju peperangan tersebut, kebenaran islam tampak terang baginya, maka dia masuk islam. Setelah itu, ia langsung mengambil pedangnya dan berangkat menuju medan perang, dia maju ke tengah musuh dan terus menyerang sehingga terluka di beberapa bagian tubuhnya.
(Usai perang), tatkala kaumnya dari Bani Abdul Asyhal mencari para korban dalam peperangan ini, mereka mendapati Ushairim. Mereka bertanya, “ini Ushairim, apa yang menyebabkan datang dalam peperangan ini? Bukankah dia tidak berkenan ikut serta dalam peperangan ini?.
Mereka mempertanyakan status Ushairim sehingga berada dalam pertempuran ini, “Wahai Amr (Ushairim), apa yang menyebabkanmu berada di sini, karena setia kepada kaummu ataukah simpati kepada islam?.
Amr menjawab, “Karena Cintaku terhadap Islam, aku telah beriman kepada Allah dan Rasulnya, kemudian aku angkat senjataku dan aku berperang, sehingga aku terluka seperti ini.
Tidak lama kemudian Ushairim pun meninggal dunia di tengah tengah kaumnya, kemudian mereka memberitahukan kepada Rasulullah, maka beliau bersabda, “ Sungguh dia termasuk Penghuni Syurga.
Lelaki Penghuni Syurga berdasarkan kesaksian Rasulullah
Dari Shahabat Anas bin Malik beliau berkata: “Ketika kami duduk-duduk bersama Rasulullah, tiba-tiba beliau bersabda; “Sebentar lagi akan datang seorang laki-laki penghuni Surga.’ Kemudian seorang laki-laki dari Anshar lewat di hadapan mereka sementara bekas air wudhu masih membasahi jenggotnya, sedangkan tangan kirinya menenteng sandal.
Esok harinya Rasulullah bersabda lagi; “Akan lewat di hadapan kalian seorang laki-laki penghuni Surga.’ Kemudian muncul lelaki kemarin dengan kondisi persis seperti hari sebelumnya.
Besok harinya lagi Rasulullah bersabda: “Akan lewat di hadapan kalian seorang lelaki penghuni Surga!!’ Tidak berapa lama kemudian orang itu masuk sebagaimana kondisi sebelumnya; bekas air wudhu masih memenuhi jenggotnya, sedangkan tangan kirinya menenteng sandal.
Setelah Rasulullah bangkit dari tempat duduk beliau, Abdullah bin Amr bin al-Ash mengikuti lelaki tersebut, lalu ia berkata kepadanya, ‘Aku sedang punya masalah dengan orang tuaku, maka aku bersumpah tidak akan menemuinya selama tiga hari. Jika engkau mengizinkan, maka aku akan menginap di rumahmu untuk memenuhi sumpahku itu.’
Dia menjawab, ‘Silahkan!’
Anas berkata bahwa Ibnu Amr bin al-Ash setelah menginap tiga hari tiga malam di rumah lelaki tersebut tidak pernah mendapatinya sedang qiyamullail, hanya saja tiap kali terjaga dari tidurnya ia membaca dzikir dan takbir hingga menjelang shubuh. Kemudian mengambil air wudhu.
Abdullah juga mengatakan: “Saya tidak mendengar ia berbicara kecuali yang baik.’
Setelah menginap tiga malam, saat hampir saja Abdullah menganggap remeh amalnya, ia berkata: “Wahai hamba Allah, sesungguhnya aku tidak sedang bermasalah dengan orang tuaku, hanya saja aku mendengar Rasulullah selama tiga hari berturut-turut di dalam satu majelis beliau bersabda, ‘Akan lewat di hadapan kalian seorang lelaki penghuni Surga.’ Selesai beliau bersabda, ternyata yang muncul tiga kali berturut-turut adalah engkau.
Terang saja saya ingin menginap di rumahmu ini, untuk mengetahui amalan apa yang engkau lakukan, sehingga aku dapat mengikuti amalanmu. Sejujurnya aku tidak melihatmu mengerjakan amalan yang berpahala besar. Sebenarnya amalan apakah yang engkau kerjakan sehingga Rasulullah berkata demikian?’
Kemudian lelaki Anshar itu menjawab, ‘Sebagaimana yang kamu lihat, aku tidak mengerjakan amalan apa-apa, hanya saja aku tidak pernah mempunyai rasa iri kepada sesama Muslim atau hasad terhadap kenikmatan yang diberikan Allah kepada-Nya’.
Abdullah bin Amr berkata: “Itulah yang menyebabkan kamu mencapai derajat itu; sebuah amalan yang kami tidak mampu melakukannya.’